BeritaTrending

Gelar Sosialais Empat Pilar, Andri Singkarru Tekankan “Kritis Perlu, Tapi Jangan Lepas dari Pancasila dan UUD 1945”

×

Gelar Sosialais Empat Pilar, Andri Singkarru Tekankan “Kritis Perlu, Tapi Jangan Lepas dari Pancasila dan UUD 1945”

Sebarkan artikel ini
Anggota MPR RI, Andri Prayoga Putra Singkarru, MSc, saat memberikan edukasi empat pilar kebangsaan

POLMAN, SULBARTODAY – Anggota MPR RI, Andri Prayoga Putra Singkarru, MSc, hari ini sukses menggelar kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI bersama mahasiswa di Kabupaten Mamuju. Acara berlangsung di sebuah kafe di pusat kota. Senin (8 September 2025)

menjadi wadah diskusi yang hangat dan kritis mengenai peran lembaga legislatif dalam menyerap aspirasi publik, serta pentingnya pengamalan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.

Dalam sambutannya, Andri Singkarru menekankan pentingnya peran generasi muda sebagai agen perubahan yang harus kritis, namun tetap memegang teguh nilai-nilai kebangsaan.

“Kritis itu perlu, namun harus dibarengi dengan pemahaman mendalam tentang konstitusi kita,” ujarnya. Ia juga menyoroti peran strategis mahasiswa sebagai jembatan aspirasi antara masyarakat dan lembaga-lembaga negara.

Diskusi dimulai dengan membahas Pancasila sebagai landasan moral dan etika. Peserta diajak untuk melihat relevansi nilai-nilai Pancasila dalam mengatasi isu-isu lokal, seperti tantangan pembangunan daerah dan polarisasi di media sosial.

Sesi ini mendorong mahasiswa untuk menjadi motor penggerak gotong royong dan keadilan sosial di lingkungan kampus dan masyarakat.

Pembahasan selanjutnya mengenai UUD 1945 menjadi sesi yang paling interaktif. Mahasiswa secara kritis menanyakan peran MPR, DPR, dan DPD dalam menyerap aspirasi masyarakat, khususnya di era digital saat ini.

Andri Singkarru menjelaskan mekanisme formal dan informal yang bisa digunakan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi, sekaligus mendorong mahasiswa untuk aktif berpartisipasi dalam setiap proses legislasi. Terdapat juga aspirasi spesifik terkait bantuan pendidikan profesi, khususnya untuk profesi nurse.

Seorang mahasiswa menyampaikan keluhannya tentang tingginya biaya pendidikan profesi yang membebani mahasiswa dan keluarganya. Aspirasi ini langsung ditanggapi oleh Andri Singkarru, yang berjanji akan membawa isu ini ke tingkat yang lebih tinggi untuk mencari solusi, baik melalui skema beasiswa maupun dukungan kebijakan dari pemerintah.

Topik Bhinneka Tunggal Ika menjadi pengingat bagi para mahasiswa untuk menjaga toleransi di tengah keberagaman budaya dan suku yang ada di Mamuju. Ditekankan bahwa keberagaman adalah kekuatan, bukan perpecahan. Acara ditutup dengan pembahasan tentang NKRI sebagai konsensus final bangsa yang harus dijaga dari ancaman disintegrasi.

Sesi tanya jawab berlangsung sangat dinamis, mencerminkan semangat kritis dan kepedulian mahasiswa terhadap isu-isu kebangsaan. Kegiatan ini diharapkan dapat memotivasi mahasiswa Mamuju untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku aktif dalam mengawal pembangunan bangsa dan negara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *