POLMAN, SULBARTODAY – Tumpukan sampah yang selama ini menyumbat aliran sungai di Wonomulyo kembali jadi mimpi buruk warga.
Kali ini, tingginya debit air menyeret sampah-sampah itu hingga ke muara sejauh tiga kilometer, menciptakan pemandangan memilukan yang dijuluki warga sebagai “tsunami sampah.”
Kondisi Tsunami Sampah di Kecamatan Wonomulyo
Fenomena ini bukan kali pertama terjadi. Setiap musim hujan tiba, permasalahan yang sama berulang tanpa solusi nyata. Tragisnya, peristiwa ini kembali hadir saat janji-janji Bupati terpilih masih segar di ingatan publik.
Dari target 100 hari kerja yang digaungkan di awal masa jabatan, separuhnya telah berlalu. Namun hingga kini, belum ada tanda bahwa penanganan sampah menjadi prioritas utama.
Alih-alih menghadirkan program konkret, yang muncul justru kepanikan sesaat setelah video dan foto banjir sampah viral di media sosial. Baru setelah tekanan publik menguat, muncul reaksi dari pihak terkait. Sayangnya, ini bukan cerminan dari manajemen pemerintahan yang proaktif. Ini hanya respons karena viral.
Realita pahit yang harus diterima masyarakat: no viral, no respon. Tanpa sorotan publik, tak ada aksi. Tanpa tekanan tak ada solusi. Dan hingga saat ini, warga hanya bisa berharap agar janji-janji yang dulu disampaikan, tak berhenti sebagai rangkaian kata-kata manis saat kampanye.
Oleh : Lazuardi Arka (Central Comando JOL Polman).
Kamis, 10 April 2025
